'Don't wanna be an American idiot.
Don't want a nation under the new media
And can you hear the sound of hysteria?
The subliminal mind fuck America.
Welcome to a new kind of tension.
All across the alien nation.
Where everything isn't meant to be okay.
Television dreams of tomorrow.
We're not the ones who're meant to follow.
For that's enough to argue'
(Green Day- American Idiot)
Pas lagi ribet dengan urusan duniawi, tiba-tiba ada lagu ini. Jadinya kepikiran buat nulis deh, daripada ribet sendiri, mending ribed berjamaah.
Kata Green Day (yang orang Amerika sana), American Idiot adalah 'nation under the new media' , dan saya sebagai orang Indonesia merasakan hal yang sama. Yah sih buat lucu-lucuan, tapi menurut saya media di Indonesia tercinta ini kadang terlalu membahas hal-hal yang penuh konspirasi, sampai hal penting kaya yang labil ekonomi jadi terlupakan. I mean this what so called phenomenon. Beliau yang ahli berbahasa ini sampai dibahas ditiap segala acara, bahkan pejabat aja di pidato nya sampai niru-niru make bahasa Bapak ini.
Ya mungkin, Media kita adalah media yang mencintai Bapak yang pandai berbahasa ini, sampai-sampai ga bisa ga brenti bicarain beliau. Kaya saya deh, ga berenti-berenti bicarain 2PM, karena saya cinta.
Selain fenomena Bahasa Bapak ini, kata Green Day (yang orang Amerika), AMerican Idiot adalah yang selalu mengeluarkan the sound of hysteria. Kayanya di Indonesia ini, banyak banget orang yang bertindak tanpa tau dulu duduk permasalahan (In my humble opinion), kenapa? karena kayanya banyak banget aksi masa yang serasa serem, menganggap yang lain lebih rendah dari dirinya sendiri, lebih mementingkan dirinya sendiri. Pelajar yang mustinya belajar, temenan, silaturahmi dalam keindahan dan persahabatan bisa malah saling bantai , yang bukan pihak yang berwajib serasa jadi orang yang berwajib, belum lagi ga berenti-berenti deh pengkhianatan wakil rakyat kita.
Pas saya ikutan pelatihan bikin publikasi internasional, dibikin malu deh sama kemampuan saya menjawab pertanyaan simpel mentor saya. Tapi bagusnya, saya ga sendirian, hampir semua mirip jawabannya sama saya. Jawaban ribet, bertele-tele, dan ga bermakna.
pertanyaan simpel, Apa simpulan penelitiannya? hampir semua dari kami menjawab bla bla bla (ampe berbusa). Ditanya apa jawab apa, kata mentor kami. Disuruh bikin kesimpulan, malah jawab make novel panjang bersambung. Diajak ke Hong Kong, malah belok ke Afrika. malu ati deh waktu itu. Tapi ya ga usah malu ati juga selama kita di Indonesia, kenapa? karena saya banyak temen kaya gini di Indonesia.
Contohnya:
Saya baca artikel dari Dripler soal boleh ditukernya iPhone versi lama jadi yang versi 5C dan 5S. intriguing, huh? makanya saya nanya ke tempat saya beli iPhone saya dulu di twitter dengan menyertakan berita dari dripler. Saya tanya sederhana, apakah xxxxxx_id juga sama (sama bisa melakukan penukaran iPhone versi lama ke versi iPhone 5S atau 5C), daaaaaaaaaaaaaan drum roll, bukannya dijawab 'iya/tidak' atau 'bisa/ga', sang admin jawab 'kita bukan apple Store tapi kita authorized Apple reseller' (well, sapaa yang nanya?!), kenapa ga jawab bisa atau ga?! kalau ga juga memang mau maksa!
Melihat jawaban ini, akhirnya saya ngetwit dengan tanpa mention sambil mengulang jawaban dari admin xxxxx_id itu, 'jadi nanti kalo beli mending ke Apple Store resmi', tanpa maksud mediskreditkan xxxxx_id juga sih ngetweet gitu, menyimpulkan aja dari jawaban admin.
Dan ujug-ujug aja, ada seseorang yg ga kenal sama sekali, ga follow saya juga (stalker gonna stalk, Biebers gonna Biebs), yang dengan informasi juara dunia quote tweet saya (saya pikir dia bermaksud mempermalukan saya), karena dia quote dengan (maybe, sarcasm), 'di Indonesia belum ada Apple Store Bos' (meeeeeh, sape bilang di Indonesia ada).
Yang lucunya, twitter resmi xxxxx_id itu meretweet quote seseorang itu. kemampuan deteksi tinggi saya, akhirnya saya stalk seseorang itu, dan dia adminnya xxxxx_id. simpulan, beliau ingin mempermalukan saya.
Lucunya lagi, orang Indonesia biasa gang up gitu ya? asal 'agak' pinteran dikit, liat orang yang dari dibully, ga tau duduk permasalahan, suka ikutan nyerang. Tweet yang bilang, Di Indonesia belum ada Apple Store resmi diquote dengan informasi pintar unrelated lainnya 'Apple Store Resmi cuman ada di Amerika' (whoaaa, briliant Informant, asal aja tau pertanyaan awal apa!)
Akhirnya saya tweet lagi, 'emangnya saya bilang Apple Store resmi ada di Indonesia?' kenapa orang pada ribed ngasih tau, dengan tendensi mempermalukan. subliminal mind fuck America Indonesia (alam bawah sadarnya, pada belagu! suka ngebully).
Jadi ya, Bangsa Indonesia umumnya (termasuk saya), suka berasa super hero, super pinter, liat yang terpojok seneng banget nge-geng bikin orang lain terpojok. Padahal kadang kita ga tau permasalahan awalnya apa! We're not the ones who're meant to follow!
Kayanya supaya ga jadi Indonesian Idiot, mari kita mulai dengan baca situasi, ga kebawa sama issue, lebih cerdas sama semua berita di media, mungkin lebih cerdas aja kali ya. Bukan berarti IQ musti 200 lebih, tapi ya lebih seneng dulu membaca situasi sebelum bertindak atau komen.
Kayanya supaya ga jadi Indonesian Idiot, mari kita mulai dengan baca situasi, ga kebawa sama issue, lebih cerdas sama semua berita di media, mungkin lebih cerdas aja kali ya. Bukan berarti IQ musti 200 lebih, tapi ya lebih seneng dulu membaca situasi sebelum bertindak atau komen.
Pa to the Yah, memang!. For that's enough to argue!!!
